Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 14 Maret 2014

"Perang" Melawan Sampah

Wilayah pesisir terutama yang berlahan basah seperti daerah berawa-rawa sangat rentan terhadap pencemaran, terutama sampah. Kebiasaan membuang sampah ke pekarangan yang basah diikuti dengan keengganan membersihkan pekarangan menjadikan lingkungan menjadi sarang sampah. Akhirnya pemandangan di lingkungan pemukiman menjadi sangat buruk dan bahkan berbau tidak sedap. Kita cenderung pasrah dengan keadaan dengan alasan kondisinya memang sudah begitu dari "sononya". Padahal sesungguhnya kondisi itu adalah kita yang menciptakan.

Lalu bagaimana cara mengatasinya? Sebenarnya sangat sederhana. Langkah pertama kita deklarasikan "perang" melawan sampah. Sampah harus dijadikan musuh bersama. Langkah berikutnya adalah kita kelola sampah secara swadaya atau mandiri. Misalnya kita pisahkan antara sampah organik dan anorganik. Di China, sampah malah dibagi atau dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu (1) organik, (2) yang dapat didaur ulang dan (3) yang beracun/berbahaya. Pemerintah pun menyediakan tempat sampah dalam bentuk 3 tabung/tong yang diberi warna berbeda.

Jika kita membagi sampah hanya menjadi dua kelompok maka langkah berikutnya adalah, sampah organik bisa dijadikan pupuk kompos atau ditimbun di dalam lubang di tanah pekarangan. Pembuatan lubang ini dapat dilakukan berpindah-pindah. Sedangkan sampah anorganik dapat dikumpulkan dan dimasukkan ke tong-tong sampah yang disediakan oleh pemerintah di pinggir-pinggir jalan agar diangkut oleh mobil sampah. Agar tidak berat, pengangkutan sampah dari rumah menuju tong sampah dilakukan setiap hari. Pengangkutan ini tidak harus dilakukan secara khusus, tapi bisa bersamaan kita keluar rumah seperti berangkat kerja, ke pasar dan lain-lain. Tugas selanjutnya menjadi tanggung jawab pemerintah.  Tetapi kita telah membantu pemerintah dengan cara meringankan beban pemerintah.  Bagi daerah atau lokasi yang tidak terjangkau pengangkutan mobil sampah, dapat ditetapkan lokasi tempat pembuangan akhir sampah dan sampah dibakar. Yuk...kita semua menjadi "pahlawan" yang "berperang" melawan sampah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar