Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 14 Maret 2014

Pengelolaan Sumber Daya Ikan Berkelanjutan

Tanjung Jabung Barat memiliki perairan yang cukup luas baik laut maupun perairan umum (sungai, danau dan rawa). Perairan laut Tanjung Jabung Barat sampai 12 mil laut sekitar 602 km2 sedangkan perairan umum sekitar 5000 ha. Jenis-jenis ikan ekonomis penting yang ada antara lain bawal putih/hitam, tenggiri, senangin, udang ketak, udang putih, udang dogol, udang galah, kepiting bakau, kerang darah dll.

Namun beberapa jenis ikan/udang tersebut mulai menurun hasil tangkapnya. Udang putih dan udang galah misalnya, pada awal tahun 1990 an masih cukup banyak tertangkap oleh nelayan, tetapi kini setelah 20 tahun sudah makin kurang tertangkap oleh nelayan. Sebenarnya trend menurunnya hasil tangkapan nelayan untuk itu terjadi untuk hampir seluruh jenis ikan dan terjadi di seluruh Indonesia terutama di perairan pantai. Oleh karena itu kita tak bisa lagi mengandalkan perairan pantai dan perairan umum kecuali untuk sektor budidaya ikan.

Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan hasil tangkapan ikan di perairan pantai dan perairan umum, antara lain (1) Bertambahnya nelayan/armada penangkap ikan, (2) Penggunaan alat penangkap ikan yang tidak ramah lingkungan, (3) Rusaknya habitat ikan, (4) Pencemaran perairan, (5) Penangkapan ikan dengan alat/bahan yang merusak sumberdaya/habitat (racun, listrik, bahan peledak), (6) Dll.

Bertambahnya jumlah penduduk selain menuntut penambahan pasokan ikan bagi masyarakat juga berkorelasi pada peningkatan jumlah pencari ikan (nelayan) dan biasanya juga jumlah armada penangkap ikan. Jika ini berlangsung terus maka akan berakibat pada terlampauinya jumlah tangkapan yang lestari (MSY) dan kondisi ini akan berdampak pada penurunan hasil tangkapan juga stok sumber daya ikan di perairan. Penggunaan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan misalnya ukuran mata jaring yang terlalu kecil atau penggunaan alat yang menggaruk dasar perairan (trawl). Dalam jangka panjang penggunaan alat ini akan berdampak pada keberlanjutan pengelolaan sumber daya ikan. Pencemaran perairan sangat berpengaruh pada keberlangsungan hidup sumber daya ikan dan biota perairan lainnya, terlebih pencemaran oleh limbah beracun dan berbahaya (B3) seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), dll.

Penggunaan listrik dan racun atau bahan peledak sangat berbahaya bagi kelestarian sumber daya ikan. Racun dan bahan peledak dapat menggakibatkan kematian ikan secara massal bahkan termasuk telur ikan bisa tidak menetas. Selain itu racun dan bahan peledak juga merusak habitat ikan.

Bagaimana mengatasi persoalan-persoalan di atas? Setidaknya ada tiga cara yang dapat dilakukan. Pertama, pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran dan tindak pidana. Kedua, sosialisasi kepada masyarakat secara kontinyu. Sosialisasi bisa menggunakan alat audio visual agar lebih efektif. Ketiga, memberikan mata pencaharian alternatif bagi nelayan. Upaya ini tentu harus dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai instansi terkait.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar